Like Box

Saturday, March 31, 2012

Logam Koripan


Pemandangan pria-pria perkasa mengayunkan palu besar secara bergantian ke batangan besi yang menyala di atas bongkah baja yang menghasilkan harmoni ketukan nada mungkin merupakan sesuatu yang langka didapat di masyarakat saat ini. Namun di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, serta Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, pemandangan ini masih sangat mudah ditemukan.
Mereka adalah pria-pria yang memilih bertahan hidup sebagai seorang pandai besi demi melestarikan peninggalan budaya nenek moyang untuk mempertahankan nama besar Koripan. Di tangan mereka berbagai produk kerajinan logam dihasilkan, di antaranya sabit, cangkul, palu, pecok, plancong, kapak, pisau dapur, tatah, dan cethok.
Nama Koripan berasal dari “Kahuripan” yang berarti penghidupan. Koripan hanya nama dusun kecil bekas pasar pande besi di wilayah Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Secara kewilayahan, nama Koripan merujuk tiga desa pande besi bertetangga, yakni Desa Kranggan, Keparbon (Kecamatan Polanharjo) dan Desa Segaran (Kecamatan Delanggu). Dari tiga desa itulah ribuan alat-alat tradisional dihasilkan dan disuplai ke berbagai daerah di Indonesia, utamanya daerah transmigrasi.
Dari sisi kapasitias produksinya tergantung jenis alatnya. Dalam lima hari, satu pande besar menghasilkan delapan kodi. Setiap kodi berisi 20 buah dengan harga Rp 500.000/ kodi. Sebagai gambaran, omset sabit saja rata-rata dalam sepekan sekitar Rp5 juta. Belum lagi jenis pisau dapur, tatah kayu, kapak, dan lainnya. 
Tiga desa yang dikenal sebagai pusat pandai besi ini kini sedang direncanakan untuk dijadikan desa wisata tosan aji. Para pandai besi akan diarahkan untuk bersedia kembali membuat keris sebagai ikon budaya dan asal muasal kerajinan logam di tiga desa itu berkembang. Dengan demikian diharapkan akan mengangkat kembali nama Koripan yang mampu menyedot perhatian banyak orang.



Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

No comments:

Post a Comment