Like Box

Saturday, March 31, 2012

Warung Apung Rawa Jombor


Ingin berwisata kuliner ikan dengan suasana berbeda?, di sinilah tempatnya. Obyek wisata sekaligus pemancingan Rawa Jombor yang berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, seakan sudah menjadi ikon bagi Klaten. Di sini anda bisa menikmati berbagai macam kuliner ikan air tawar segar yang dibudidayakan di dalam puluhan petak keramba milik warga setempat.
Suasana yang ditawarkan pun berbeda. Menuju warung apung anda akan diajak naik semacam perahu apung yang disangga dengan ban dalam kendaraan berat. Warung apung yang berada di tengah keramba pun menjadi daya tarik tersendiri dalam menikmati kuliner kaya protein ini, karena selain dapat menikmati suasana alam berupa rangkaian pegunungan di sekitarnya, anda juga bisa memancing ikan sembari menunggu pesanan makanan datang.
Mudah saja menuju obyek wisata ini. Dari arah Yogyakarta ataupun Solo, anda tinggal melewati jalan “By-pass” yang menghubungkan Yogyakarta-Solo. Di sepanjang jalan tersebut papan penunjuk jalan ke arah Rawa Jombor yang letaknya hanya sekitar lima kilometer dari pusat Kota Klaten.


Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Logam Koripan


Pemandangan pria-pria perkasa mengayunkan palu besar secara bergantian ke batangan besi yang menyala di atas bongkah baja yang menghasilkan harmoni ketukan nada mungkin merupakan sesuatu yang langka didapat di masyarakat saat ini. Namun di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, serta Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, pemandangan ini masih sangat mudah ditemukan.
Mereka adalah pria-pria yang memilih bertahan hidup sebagai seorang pandai besi demi melestarikan peninggalan budaya nenek moyang untuk mempertahankan nama besar Koripan. Di tangan mereka berbagai produk kerajinan logam dihasilkan, di antaranya sabit, cangkul, palu, pecok, plancong, kapak, pisau dapur, tatah, dan cethok.
Nama Koripan berasal dari “Kahuripan” yang berarti penghidupan. Koripan hanya nama dusun kecil bekas pasar pande besi di wilayah Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Secara kewilayahan, nama Koripan merujuk tiga desa pande besi bertetangga, yakni Desa Kranggan, Keparbon (Kecamatan Polanharjo) dan Desa Segaran (Kecamatan Delanggu). Dari tiga desa itulah ribuan alat-alat tradisional dihasilkan dan disuplai ke berbagai daerah di Indonesia, utamanya daerah transmigrasi.
Dari sisi kapasitias produksinya tergantung jenis alatnya. Dalam lima hari, satu pande besar menghasilkan delapan kodi. Setiap kodi berisi 20 buah dengan harga Rp 500.000/ kodi. Sebagai gambaran, omset sabit saja rata-rata dalam sepekan sekitar Rp5 juta. Belum lagi jenis pisau dapur, tatah kayu, kapak, dan lainnya. 
Tiga desa yang dikenal sebagai pusat pandai besi ini kini sedang direncanakan untuk dijadikan desa wisata tosan aji. Para pandai besi akan diarahkan untuk bersedia kembali membuat keris sebagai ikon budaya dan asal muasal kerajinan logam di tiga desa itu berkembang. Dengan demikian diharapkan akan mengangkat kembali nama Koripan yang mampu menyedot perhatian banyak orang.



Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Lurik Pedan


Kain batik mungkin sudah biasa anda temui hampir di seluruh daerah di Indonesia. Namun tahukah anda bahwa kain lurik yang kini semakin dikenal setelah batik ternyata berasal dari sebuah kecamatan yang ada di Klaten?.
Datanglah ke Kecamatan Pedan. Di sana akan ditemui puluhan pekerja yang masih bertahan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) dalam memroduksi kain yang dipakai sebagai pakaian kerajaan pada abad 17 oleh warga kerajaan di Solo dan Yogyakarta.
Jumlah pekerja pembuat kain dengan ATBM ini saat ini memang menurun drastis dibanding masa kejayaannya sekitar tahun 1960, namun karena kain lurik yang dihasilkan dari alat tradisional tersebut memiliki khas dan keunikan tersendiri dibanding hasil dari pabrik, usaha ini masih bertahan di tengah arus modernisasi.
Berbagai macam motif lurik bisa didapat di tempat produksi dan “show room” yang tersebar di beberapa titik di Kecamatan Pedan. Motif lurik kombinasi warna cerah seperti ungu, merah, maupun kuning nampaknya sedang menjadi tren saat ini. Bahkan, kini para produsen menciptakan motif kombinasi antara lurik dengan batik.
Harga yang ditawarkan beragam. Mulai dari Rp50.000 per lembar kain (ukuran satu potong baju), hingga ratusan ribu rupiah tergantung dari motif dan bahannya.
Bila datang langsung ke sentra industri lurik ini, mungkin anda akan dibuat bingung oleh macam-macam motif yang ditawarkan. Namun semua keputusan di tangan anda, tinggal sesuaikan apa warna yang sedang anda inginkan untuk dijadikan pakaian.
Atau kalau anda mau bersabar memilikinya, pesan saja kombinasi warna pada kain lurik yang anda inginkan, biarkan para pengrajin yang sudah sangat lihai memainkan alat tradisional dari kayu tersebut mewujudkan keinginan anda.
Para pengrajin lurik di Kecamatan Pedan masih bertahan untuk melestarikan kain tradisional yang merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia ini, meski sumber daya manusia yang menguasai penggunaan ATBM semakin terbatas.
Dukungan penuh terhadap keberadaan kain ini datang dari Pemerintah Kabupaten Klaten di bawah kepemimpinan Bupati Sunarna. Ia membuat kebijakan dengan mewajibkan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah ini untuk mengenakan pakaian lurik setiap Kamis.



Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

KOTA SALATIGA


KOTA SALATIGA
Inilah satu-satunya kota di Jawa Tengah yang masih menyisakan hawa sejuk selain Kota Magelang. Posisi geografisnya yang strategis karena berada di antara dua kota besar, yakni Solo dan Semarang, menjadikan Salatiga mengalami perkembangan pesat.

Berada di ketinggian antara 450 - 825 dari permukaan air laut, menjadikan Salatiga selalu diselimuti hawa sejuk, terutama di pagi dan malam hari. Meski kesejukannya sudah jauh berkurang, Salatiga tetap menjadi salah satu hunian favorit bagi banyak orang.

Apalagi di kota ini juga berdiri perguruan tinggi swasta terkenal, UKSW, yang banyak diincar calon mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Kampus ini memang menampung banyak mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak berlebihan bila UKSW, juga Salatiga, dijuluki sebagai Indonesia mini. Inilah kekayaan lain yang tidak dimiliki daerah-daerah lain.

Di luar kekayaan tersebut, Salatiga menyimpang banyak potensi bisnis dan pariwisata. Kota ini terus berbenah menyongsong berkembangnya warga masyarakat di sekitar daerah ini. Kawasan bisnis, rumah makan, pertokoan, hingga area wisata baru terus bermunculan.

Dengan luas wilayah 56,8 kilometer persegi yang terbagi dalam empat kecamatan dan 22 kelurahan, Salatiga memang terasa mini untuk menampung penduduknya yang berjumlah sekitar 180.000 jiwa. Bersamaan dengan derap demokrasi yang menggelegak, Salatiga terus berbenah untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. 






Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Perkebunan Karet


Di tengah kian maraknya tempat wisata artifisial, penggemar wisata keindahan alam tidak pernah surut. Karena itu, perkebunan karet yang dikelola PTP Getas di Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidoreja Salatiga ini bisa menjadi pilihan eduturism alias wisata pendidikan.

Perkebunan karet Getas ini selain menawarkan pemandangan alam dan hawa sejuk, juga bisa dimanfaatkan oleh keluarga sebagai media pengenalan bagaimana beragam produk terbuat dari karet, seperti ban kendaraan, diproduksi. Anak-anak tentu tidak banyak yang menyangka bahwa untuk membuat ban, misalnya, para penyadap getah ini harus mengumpulkan tetes demi tetes dalam kaleng kecil yang diikatkan di pohon.

Sembari menikmati hawa perkebunan, betapa asyiknya makan siang di atas tikar. Kita bisa berbagi cerita setelah melihat-lihat aktivitas di perkebunan karet ini.






Sumber : http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Friday, March 30, 2012

Batik


Batik Jawa Tengah bukan hanya milik Solo dan Pekalongan. Kota Salatiga, seperti halnya daerah lain, juga memiliki khasanah batik khas. Batik Plumpungan namanya. Nama Plumpungan terinspirasi batu prasasti Plumpungan yang menjadi salah satu tetenger Kota Salatiga.

Sama halnya dengan motif batik lainnya, batik plumpungan juga diproduksi dengan teknik cap dan tulis. Kalau menginginkan harga yang lebih terjangkau, pilihannya adalah batik cap, sedangkan tulis menawarkan harga lebih tinggi.

Selaian batik plumpungan, Salatiga juga punya batik selotigo dengan motif utama watu rumpuk. Keduanya menawarkan corak yang berbeda, namun tetap nyaman dipakai.


Batik Plumpungan adalah batik dengan motif batu dengan inspirasi batu prasasti plumpungan sebagai dasar. Produksi batik ini merupakan batik cap dan batik tulis dengan jenis produksi kain, baju dan lainnya. Industri ini terletak di wilayah Kelurahan Salatiga dengan ... 
Sumber http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Sapi Perah

Meski menyandang sebutan kota, Salatiga tetap menaruh perhatian besar terhadap sektor pertanian, termasuk sapi perah. Sejak dulu Salatiga memang dikenal sebagai salah satu daerah pemasok susu bagi daerah sekitarnya, selain Kabupaten Boyolali yang wilayahnya berbatasan dengan Salatiga.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bila populasi sapi perah di kota kecil sekitar 10.000 ekor yang tersebar pengelolaannya oleh sekitar 125 kelompok tani. Di sepanjang jalan di kota ini juga dengan mudah dijumpai para pedagang susu segar.





Sumber http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Atlantic Dreamland

Melihat nama arena bermain Atlantic Dreamland, orang langsung paham bahwa objek wisata ini merupakan hasil kreasi manusia. Seperti halnya dengan arena permainan modern di kota-kota lain, Dreamland juga menyediakan aneka permainan artifisial yang mengasyikkan. Anda dan keluarga, terutama anak-anak pasti betah berlama-lama di arena ini karena jumlah wahananya cukup banyak dan bervariasi. Satu lagi, udara sejuk juga menjadi factor lain yang menjadikan Anda betah berada di arena ini.

Rasakan sensasinya betapa serunya menikmati permainan water boom, junior jet, soft play, mini coaster, flying fox,circulartrack, boom-boom car, dan lain-lain. Di lokasi ini juga cocok untuk menggelar outbond. Sejumlah wahana permainan memang didesain untuk anak dan remaja/anak muda yang suka tantangan dengan hobi menguji kadar adrenalin.

Tidak sulit untuk mencapai Dreamland. Tidak sampai dua kilometer dari pusat Kota Salatiga. Lokasinya pun berada di pinggir jalan raya. Daripada capai membayangkan, saatnya sekarang berkemas untuk menguji adrenalin di Dreamland. 





Sumber http://www.promojateng-pemprovjateng.com

Saturday, March 24, 2012

Letak Kota Solo


Berkas:Peta Solo.jpgSurakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa TengahIndonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar danKabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncongBengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.

A.Batas-batas administrasi

Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan denganKabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / Silir).

Ukuran Gapura Kraton terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil. Gapura Kraton ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kraton ukuran besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Kerten, dan Jurug (timur). Sedangkan Gapura Kraton ukuran kecil bisa dilihat di daerahRS Kandang Sapi (utara), jalan arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo / Silir. Gapura Kraton besar juga memiliki prasasti pendiri dan waktu pendirian gapura.

B. Batas Wilayah
Batas wilayah Kota Surakarta adalah
Sebelah Utara berbatasan dengan  : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar.
Sebelah Barat berbatasan dengan  : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar.
Sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan.
C. Keadaan Cuaca Dan Iklim
Suhu udara Masimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celsius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya
Sumber : http://id.wikipedia.org

Kuliner Kota Solo


Solo di kenal sebagai salah satu “gudang”-nya makanan enak. Berbagai makanan minuman maupun jajanan yang khas dapat di jumpai d solo. Anda akan dimanjakan oleh keanekaragaman makanan tradisional yang menyajikan cita rasa khas dan eksotis yang langka dijumpai di tempat lain, beberapa diantaranya adalah:

Pecel nDeso, Jl. Dr. Supomo 55 Pasar m'Beling
Pecel nDeso adalah pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang. Sambal wijen putih atau hitam. Disantap bersama belut goreng, wader pari goreng, telur ceplok, sosis solo, bongko(kacangmerah dan kelapa), gembrot(kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng.

Warung Nasi liwet Wongso Lemu, Keprabon -  Buka mulai jam 18.00 WIB
Nasi liwet adalah makanan khas Solo yang paling terkenal, makanan ini terdiri dari nasi gurih yang di campur dengan sayur labu siam yang di masak sedikit pedas, telur pindang rebus, daging ayam yang disuwir, kumut(kuah santan yang di kentalkan). Penyajiannya biasanya dengan daun pisang yang di pincuk.

Sate Buntel, Jl. Sutan Syahrir no. 39 Widuran
Sate buntel adalah sate kambing khas Solo yang terbuat dari daging kambing yang di cincang, kemudian di bakar dan di beri bumbu sate.

Timlo solo,Timur Pasar Gede–buka jam 07.00 WIB dan Jl.Urip sumoharjo–buka jam 09.00 – 21.00 WIB.
Timlo Solo adalah hidangan berkuah bening yang berisi sosis ayam yang di potong-potong, telur ayam pindang dan irisan hati dan ampela ayam.

Cabuk Rambak 
Makanan ini biasanya di jajakan keliling. Makanan ini terdiri dari ketupat atau sering di sebut gendar Janur  dan Bumbu Cabuk Rambak memakai wijen yang di goreng bersama santan kelapa, cabai, bawang putih, kemiri, dan gula merah. Makanan ini di makan dengan Karak(sejenis kerupuk yang terbuat dari beras).

Tengkleng, Samping Gapura Pasar klewer – buka sejak pagi
Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Isi tengkleng adalah tulang-tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan sate usus, sate jeroan , dan otak.

Sate Kere, Warung Yu Rebi sebelah stadion Sriwedari 
Sate Kere ini unik karena menu utamanya adalah sate Tempe Gembus, yaitu tempe yang terbuat dari ampas kedelai sisa pembuatan tahu, selain itu juga ada sate jeroan sapi seperti paru, limpa, hati, iso, torpedo, ginjal, babat. Sebelum di bakar bahan makanan direndam dalam bumbu khas. Sedangkan penyajiannya menggunakan bumbu kacang.

Gudeg Ceker, Gudeg Ceker Bu kusno Jl. wolter Mongunsidi Margoyudan - Buka jam 02.00 pagi
Ceker (Kaki ayam) ini adalah makanan pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Ceker di rebus bersama bumbu santan sehingga bisa lunak dan empuk. Dalam penyajiannya Gudeng ceker ini bersama dengan Sambal Goreng Krecek.

Wedangan, dapat di jumpai disetiap sudut kota Solo
Wedangan merupakan salah satu tempat bersosialisasi masyarakat Solo. Biasanya disajiakan barang dagangan di atas gerobak atau meja yang unik menu yang ada antara lain nasi bungkus dan lauk pauk seperti tahu, tempe, sate usus, beraneka gorengan, dll. Pengunjung dapat dengan leluasa mengambil lauk sambil di temani dengan minuman teh hangat, kopi, atau wedang jahe.



Sumber : www.surakarta.go.id

Friday, March 23, 2012

Gladag Langen Bogan (GLABO)


Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner malam di Kota Solo yang diresmikan pada Minggu malam 13 april 2008. Kehadiran tempat wisata kuliner malam Gladag Langen Bogan semakin memperkuat Solo sebagai kota terkenal dengan sebutan kota yang tidak pernah tidur.
Gladag Langen Bogan Solo adalah arena kuliner yang hanya dibuka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag, tepatnya di JL. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. sebelah utra berbatasan dengan situs bersejarah Beteng Vastenburg. Jika siang hari tetap sebagai jalan raya, sedangkan pada malam hari jalan ditutup untuk menjadi arena kuliner.
Setiap malam selalu dipenuhi pengunjung baikm dari masyarakat Solo maupun yang datang dari luar Kota solo yang penasaran dengan wiasata kuliner malam ini,Gladag Langen Bogan merupakan salah satu pilihan baru sebagai salah satu tujuan wisata di kota Solo. Pusat jajanan malam hari ini menawarkan aneka macam makanan dan minuman khas tradisional yang sudah legendaris di Kota Solo.
Masyarakat dan wisatawan dapat menemukan dengan mudah berbagai makanan dan minuman seperti thengkleng, sate kere, mie thoprak, wedang ronde, wedang dongo, dan masih banyak lagi di Gladag Langen Bogan yang digelar di sepanjang jalan utama depan Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center Gladag.
Pusat jajanan malaam Gladag Langen Bogan imenutup arus lalu lintas utama jalan tersebut. Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati suasana kota Solo di malam hari dengan berjalan kaki di sepanjang Gladag Alun-Alun Utara.  Pada akhir pekan, tak hanya makanan dan minuman khas yang ditawarkan disini, sajian musik live dapat pula dinikmati para pengunjung dengan cuma-Cuma dan adanya fasilitas hotspot.


Buka-Open: 17.00 - 24.00 WIB

Sumber : www.surakarta.go.id

Radya Pustaka Museum


Sejarah
Museum Radya Pustaka dibangun pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X terletak di jalan protokol Slamet Riyadi, dikompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari, Surakarta.
Pengurus Paheman Radya Pustaka menandai penghargaan terhadap pemrakarsa pendirian museum ini dengan mengabadikan nama kecilnya, pada gedung sebelah timur museum dengan nama WALIDYASANA,gabungan dari kata Walidi dan Asana (tempat). Gedung ini tanahnya dibeli oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X senilai 65 Ribu Gulden Belanda dari Johanes Busselaar dengan akta notaris 13/VII tahun 1877 nomor 10 tanaheigendom. Untuk menghargai K.R.A. Sosrodingrat IV, maka dibuatkan patungnya yang ditempatkan di tengah museum yang dulu dikenal sebagai Loji Kadipolo.

Barang-barang pengisi museum banyak berasal dari Karaton Kasunanan Surakarta, Kepatihan, dari hasil pembelian, dari G.P.H. Hadiwijaya, dan sumbangan partisipan lainnya.

Di museum ini tersimpan koleksi benda-benda kuno yang mempunyai nilai seni dan sejarah yang tinggi, antara lain : beberapa arca batu dan perunggu dari zaman Hindhu dan Budha. Koleksi keris kuno dan berbagai senjata tradisional, seperangkat gamelan, wayang kulit dan wayang beber, koleksi keramik dan berbagai barang seni lainnya.

Lokasi :Taman Wisata Budaya Sriwedari di Jl. Slamet Riyadi.
Jam Buka Museum :Selasa – minggu (08.30-13.00)WIB

Sumber : www.surakarta.go.id

Kampung Batik



Kampung batik LAWEYAN
Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” dan mencapai kejayaannya pada di era 1970-an. Banyak showroom batik di kampung batik yang menarik dan dapat di kunjungi di salah satu daerah wisata ini.

Kampoeng Laweyan merupakan suatu kelurahan yang luas wilayahnya 24.83 ha dengan penduduk sekitar 2500 jiwa. Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia.Eksistensi para pengusaha batik/juragan Laweyan sangat terkenal terutama pada jaman keemasan era KH Samanhudi sekitar tahun 1911.

Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan dan kondisi lingkungan yang khas. Arsitektur rumah tinggal di kampung batik ini umumnya di pengaruhi unsure tradisional Jawa, Eropa(Indisch), China dan Islam. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan pagar tinggi atau “Beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit.
Kampung batik KAUMAN :
Kampung Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama "kauman".
Masyarakat kaum (abdi dalem) mendapatkan latihan secara khusus dari kasunanan untuk mebuat batik baik berupa jarik/selendang dan sebagainya. Dengan kata lain, tradisi batik kauman mewarisi secara langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan tersebut masyarakat kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh keluarga kraton.
Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di kampung kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik kraton Kasunanan merupakan produk unggulan kampung batik kauman. Produk-produk batik kampung kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premisima dan prima, rayon.
Kampung yang memiliki 20-30an home industri ini menjadi langganan dari para pembeli yang sudah terjalin secara turun temurun dan wisatawan mancanegara (Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat). Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik. Bahkan untuk mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik.
Disamping produk batik, kampung batik Kauman juga dilingkupi suasana situs-situs bangunan bersejarah berupa bangunan rumah joglo, limasan, kolonial dan perpaduan arsitektur Jawa dan Kolonial. Bangunan-bangunan tempo dulu yang tetap kokoh menjulang ditengah arsitektur modern pusat perbelanjaan, lembaga keuangan (perbankan dan valas), homestay dan hotel yang banyak terdapat disekitar kampung kauman. Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di sekitar kampung kauman ini jelas menyediakan kemudahan-kemudahan khusus bagi segenap wisatawan yang berkunjung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain di luar batik.


Sumber : www.surakarta.go.id

Istana Mangkunegaran



Puro Mangkunegaran dibangun oleh Raden Mas Said, yang sering dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Yang Dibangun pada saat Perjanjian Salatiga, 13 Maret 1757. Raden Mas Said kemudian dinobatkan sebagai Pangeran Mangkunegoro I.
Mangkunegaran Palace dibagi menjadi dua bangunan utama, yaitu pendopo dan dalem. Yang paling menarik dari Istana adalah bahwa hal itu terbuat dari kayu jati utuh.

Karaton indah yang terawat ini (Puro = Karaton) terletak di pusat kota Solo, diantara Jalan Ronggo Warsito, Jalan Kartini, Jalan Siswa dan Jalan Teuku Umar. Konstruksi Puro ditanggal ulang pada tahun 1757 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A) - Mangkoenagoro I (1757-1795). Mangkunegaran pertama-tama didirikan setelah pertarungan pahit keluarganya dengan V.O.C Belanda (East India Company).

Istana Mangkunegaran adalah tempat penyimpanan kesenian dan budaya yang lain. Tanah milik kerajaan itu diisi banyak harta pusaka yang tak ternilai dan koleksi yang sangat indah, sebagian besar berasal dari Majapahit (1293 - 1478) dan Mataram (1586 - 1755) masa kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang (tarian drama), pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung religius, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka- pusaka yang tidak terhitung nilainya. Istana ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu Pendopo ( Balairung Istana, tempat menerima tamu ) dan Dalem ( Balairung Utama ) yang dikelilingi oleh tempat tinggal para keluarga Raja. Bagian timur, disebut Bale Peni, digunakan untuk tempat tinggal putra / pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni, digunakan untuk tempat tinggal putri - putri. Di dalam tempat istana yang sangat indah ini juga terdapat perpustakaan Reksopustoko, dimana naskah yang jarang didapat, keagamaan dan filsafat ditulis dalam gaya tulisan Jawa.

Sumber : www.surakarta.go.id

Sunday, March 18, 2012

LETAK KOTA BOYOLALI

GEOGRAFI

Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110o 22’ BT – 110o50’ BT dan 7o36’ LS – 7o71’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500 meter dari permukaan laut.
Sebelah timur dan selatan merupakan daerah rendah, sedang sebelah utara dan barat merupakan daerah pegunungan.
Sebelah utara : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten dan DIY.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Jarak bentang :
  • Barat – Timur = 48 km
  • Utara – Selatan = 54 km
Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas:
1) Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri dari tanah lempung
2) Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Bayudono) struktur tanahnya adalah tanah Galih
3) Bagian Barat Laut (Kecamatan Musukdan Cepogo) struktur tanahnya berpasir
4) Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali  dengan Kabupaten Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur
Menurut ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Boyolali dibagi dalam kelompok sebagai berikut:
1) 100 - 400 M : Kecamatan Teras, Bayudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, Mojosongo, dan sebagian Boyolali.
2) 400 - 700 M : Sebagai Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Musuk, Ampel dan Karanggede.
3) 700 - 1000 M : Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo
4) 1000 - 1300 M : Sebagai Kecamatan Cepogo dan Ampel
5) 1300 - 1500 M : Sebagai Kecamatan Selo
Sungai utama di wilayah Kabupaten Boyolali yaitu: Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan Sungai Gandul. Selain itu terdapat 3 buah Waduk yaitu: Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Waduk Kedung Ombo di Kemusu dan Waduk Bade di Kecamatan Klego. Sumber air dangkal yang cukup besar di Tlatar Kecamatan Boyolali, Nepen di Kecamatan Teras dan Pengging di Kecamatan Banyudono.
Luas Wilayah Kabupaten Boyolali 101.510,0965 Ha terdiri dari:
1) Tanah Sawah : 23.287,4945 Ha (23,0 %)
2) Tanah Kering : 56.186,0830 Ha (55,3 %)
3) Tanah Lain : 22.036,5190 Ha (21,7 %)



----------------------------- +

Jumlah : 101.510,0965 Ha (100 %)

Sumber : http://www.boyolalikab.go.id